Metode pencampuran a. Penentuan proporsi bahan mix design Proporsi campuran dari bahan-bahan penyusun beton ini ditentukan melalui perancangan beton mix design. Hal ini dimaksudkan agar proporsi dari campuran dapat memenuhi syarat kekuatan serta dapat memenuhi aspek ekonomis. Metode perancangan ini pada dasarnya menentukan komposisi dari bahan-bahan penyusun beton untuk kinerja tertentu yang diharapkan. T 6 Cara coba-coba b.
Metode pencampuran mixing Metode pencampuran dari beton diperlukan untuk mendapatkan kelecakan yang baik sehingga beton dapat dengan mudah dikerjakan. Kemudahan pengerjaan atau workability pada pekerjaan beton didefinisikan sebagai kemudahan untuk dikerjakan, dituangkan dan dipadatakan serta bentuk dalam acuan. Kemudahan pengerjaan ini diindikasikan melalui slump test; semakin tinggi nilai slump, semakin mudah untuk dikerjakan. Nilai slump yang terlalu tinggi akan membuat beton kropos setelah mengeras Karen air yang terjebak dalamnya menguap.
Metode pengadukan atau pencampuran beton akan menentukan sifat kekuatan beton dari beton, walaupun rencana campuran baik dan syarat mutu bahan telah terpenuhi.
Pengadukan yang tidak baik akan menyebabkan terjadinya bleeding, dan hal-hal lain yang tidak dikehendaki c. Pengecoran placing Metode pengecoran akan mempengaruhi kekuatan beton. Jika syarat- syarat pengecoran tidak terpenuhi, kemungkinan besar kekuatan tekan yang direncanakan tidak akan tercapai. Pemadatan Pemadatan yang tidak baik akan menyebabkan menurunnya kekuatan beton, karena tidak terjadinya pencampuran bahan yang homogeny.
Pemadatan yang berlebih pun akan menyebabkan terjadinya bleeding. Pemadatan harus dilakukan sesuai dengan syarat mutu. Hal lain yang dapat dilakukan adalah melihat manual pemadat yang digunakan sehingga pemadatan pada campuran beton dapat dilakukan secara efisien dan efektif.
Perawatan Perawatan dimaksudkan untuk menghindari panas hidrasi yang tidak diinginkan, terutama disebabkan oleh suhu.
Cara, bahan, dan alat yang digunakan untuk perawatan akan menentukan sifat dari beton keras yang dibuat, terutama dari sisi kekuatannya. Waktu — waktu yang dibutuhkan umtuk merawat beton pun harus terjadwal dengan baik. Kondisi pada saat pengerjaan pengecoran Faktor — faktor yang akan mempengaruhi adalah : a. Kadar air c. Suhu contoh d. Keadaan permukaan landasan e. Cara pembebanan. Sifat dan Karakteristik yang dibutuhkan pada Perancangan Beton 1.
Kuat Tekan Tabel 6. Kemudahan Pengerjaan 3. Sifat bahan dasar beton komposisi, dan kehalusan semen, kualitas adukan, dan kandungan mineral dalam agregat , b. Rasio air terhadap jumlah semen, c. Suhu pada saat pengerasan, d. Kelembaban nisbi pada saat proses pengunaan, e. Umur beton pada saat beban bekerja, f. Nilai slump, g.
Lama pembebanan, h. Nilai tegangan, i. Nilai rasio permukaan komponen struktur. Kinerja Beton Kinerja beton dipengaruhi oleh sifat-sifat dan karakteristik material penyusun beton. Sehingga kinerja beton harus disesuaikan dengan kategori bangunan yang dibuat. ASTM membagi menjadi tiga kategori yaitu : rumah tinggal, perumahan, dan struktur yang menggunakan beton tinggi. Menurut SNI T. Pengerjaan beton dengan kekuatan tekan hingga 20 MPa boleh menggunakan penakaran volume, tetapi pengerjaan beton dengan kekuatan tekan lebih besar dari 20 MPa harus menggunakan campuran berat.
Memenuhi kriteria konstruksi yaitu dapat dengan mudah dikerjakan dan dibentuk serta mempunyai nilai ekonomis. Kekuatan tekan. Durabilitas atau keawetan. Uraian Umum Penyelidikan terhadap bahan — bahan penyusun beton dilakukan untuk memahami sifat dan karakteristik bahan — bahan tersebut serta untuk menganalisis dampaknya terhadap sifat dan karakteristik beton yang dihasilkan, baik beton segar, beton muda, ataupun beton yang sudah mengeras. Penyelidikan bahan ini meliputi penyelidikan bahan semen, air, agregat halus, agregat kasar ataupun penyelidikan bahan tambah.
Proses Penyelidikan Proses penyelidikan dalam pekerjaan beton meliputi semua tahapan yang dimulai dari penyelidikan dan pencarian sumber material, pengambilan contoh uji sampel , pengujian bahan, perancangan komposisi, pengadukan, pengambilan contoh uji beton segar, perawatan, dan pengujian beton keras.
Prosedur Standard 1. Ketentuan yang sudah dibakukan dan menjadi syarat standar, antara lain : a. Semen, air, dan agregat harus memenuhi ketentuan dalam SK. SF spesifikasi bahan bangunan bagian A bahan bangunan bukan logam meliputi spesifikasi tentang perekat hidrolis, air, dan agregat sebagai bahan bangunan.
Metode perancangan dalam pembuatan beton harus mengikuti tata cara yang disyaratkan dalam SK. T untuk perancangan campuran beton normal. Setelah komposisi bahan penyusun beton didapatkan, maka tahapan pengadukan dan pengecorannya juga harus mengikuti SK. T tentang tata cara pengadukan dan pengecoran beton. Pertimbangan Pengambilan Sampel Banyak faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan dan perencanaan banyaknya sampel uji, antara laindipengaruhi oleh : 1.
Kencenderungan perencana dalam melihat material dilapangan jika kondisi yang ditemukan merupakan kondisi material yang berat, padat, dan kotor mengatakan bahwa sampel tidak dapat digunakan.
Hal ini lebih banyak karena kecenderungan subjektivitas atau keputusan perencana sendiri tanpa melalui proses pengujian awal. Banyak kasus pengambilan sampel tanpa memperhatikan kaidah statistic sehingga sampel uji yang diambilpun dapat lebih sedikit karena teknologi yang digunakan sudah otomatis membagi populasi material dalam kelompok-kelompok tertentu.
Kualitas Pengujian Kualitas pengujian sebagai kontrol dalam suatu proses sudah banyak diwujudkan dalam sebuah standar yang meliputi kontrol terhadap kualitas pengambilan sampel, pengujian dan evaluasi penerimaan. Selain hal baku tersebut kualitasnya sangat dipengaruhi oleh system dalam laboratorium itu sendiri.
Hirarki Penyelidikan Beton Secara hirarki penyelidikan dimulai dari saat pengambilan material di sumbernya quarry yang merupakan penyelidikan pendahuluan. Penyelidikan ini dapat dilakukan dengan pendekatan — pendekatan praktis. Setelah dilakukan analisis kelayakan maka barulah diambil sampel ujinya untuk kebutuhan laboratorium, kemudian dilakukan penyelidikan.
Hasilnya dianalisis dan diberikan suatu rekomendasi untuk tahap pengujian selanjutnya. Jika kelayakan hasil uji laboratorium didapat, dilakukan tahapan perancangan komposisi, pengadukan, dan pengambilan sampel uji beton segar serta pengambilan contoh uji untuk tahap pengujian beton keras. Uraian Umum Campuran beton merupakan perpaduan dari komposit material penyusunannya. Karakteristik dan sifat bahan akan mempengaruhi hasil rancangan.
Perancangan campuran beton dimaksudkan untuk mengetahui komposisi atau proporsi bahan — bahan penyusun beton. Kriteria Perencanaan Kriteria dasar perancangan beton adalah kekuatan tekan dari hubungannya dengan faktor air semen yang digunakan.
Menurut Abram untuk menghasilkan kekuatan yang tinggi penggunaan air dalam campuran beton harus minimum. Jika air yang digunakan sedikit akan timbul kesulitan dalam pengerjaan.
Pemilihan agregat yang digunakan juga akan mempengaruhi sifat pengerjaan. Metode American Concrete Institute Metode american concrete institute mensyaratkan suatu campuran perancangan beton dengan mempertimbangkan sisi ekonomisnya dengan memperhatikan ketersediaan bahan-bahan dilapangan, kemudahan pekerjaan, serta keawaetan dan kekutan pekerjaan beton. Metode Road Note No. Langkah perancangan Secara umum langkah perancangan dengan metode ini adalah: a. Hitung kuat tekan rata-rata rencana b.
Tentukan FAS c. Buat proporsi agregat dari masing — masing fraksi d. Tentukan proporsi antara agregat dengan semenagregat, berdasarkan tingkat kemudahan pengerjaan, diameter maksimum bentuk dan FAS. Hitung proporsi antar semen , air, dan agregat dengan dasar FAS dan proporsi antara agregat semen. Kebutuhan dasar dari beton dihitung dari volume absolut, prinsip hitungannya adalah volune beton padat sama dengan jumlah absolut volume bahan — bahan dasarnya.
T 1. Slump Slump ditetapkan sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh beton yang mudah dituangkan dan dipadatkan atau dapat memenuhi syarat workability.
Metode Campuran Coba-coba 1. Langkah percobaan: a. Tetapkan FAS dengan cara yang dikenal b. Tentukan proporsi agregat campuran, caranya dengan pengujian berat satuan hingga didapatkan proporsi campuran antara agregat halus dan kasar yang akan menghasilkan kepadatan yang maksimum c. Cari proporsi antara pasta semen dengan agaregat campuran sehingga didapat kelecakan yang baik d.
Uji kuat teknnya pada umur 28 hari e. Jika kuat tekannya tidak sesuai, diulangi lagi dengan koreksi proporsinya H. Pelaksanaan Campuran Di Laboratorium Setelah didapatkan proporsi yang sesuai, secara teoritis maka hasil tersebut dilakukan pencampuran di laboratorium dengan membuat silinder beton atau kubus beton. Langkah pelaksanaan: a. Timbang proporsi dari bahan — bahan pencampur dalam satuan berat b. Masukan proporsi tersebut dalam mixer sesuai dengan tata cara pengadukan beton segar c.
Uji kelecakannya dengan uji slump dan uji —uji lain untuk beton segar d. Masukan adukan kedalam silinder sesuai SK. T e. Buka cetakan setelah 24 jam. Lakukan uji tekan pada umur 28 hari. Jika ingin diketahui hasil yang cepat, uji kuat tekan dapat dilkukan pada umur 3,7,dan 14 hari.
Uraian Umum Pencampuran bahan — bahan penyusun beton dilakukan agar diperoleh suatu komposisi yang solid dari bahan — bahan penyusun berdasarkan rancangan campuran beton. Agar tetap terjaga konsistensi rancangannya, tahapan lebih lanjut dalam pengolahan beton perlu diperhatikan. Tahapan pelaksanaan dilapangan meliputi persiapan, penakaran, pengadukan mixing , penuangan atau pengecoran placing , pemadatan vibrating , penyelesaian akhir finishing , dan perawatan curing.
Semua peralatan untuk pengadukan dan pengangkutan beton harus bersih. Ruang yang akan diisi dengan beton harus bebas dari kotoran — kotoran yang mengganggu. Untuk memudahkan pembukaan acuan, permukaan dalam acuan boleh dilapisi dengan bahan khusus lapisan minyak mineral, lapisan bahan kimia form release agent , atau lembaran polyurethane. Pasangan dinding beton yang berhubungan langsung dengan beton harus dibasahi air sampai jenuh.
Tulangan harus dalam keadaan bersih dan bebas dari segala lapisan penutup yang dapat merusak beton atau mengurangi lekatan antara beton dengan tulangan. Air yang terdapat pada ruang yang akan diisi beton harus dibuang, kecuali apabila penuangan dilakukan dengan tremi atau telah seijin pengawas ahli.
Semua kotoran, serpihan beton, dan material lain yang menempel pada pemukaan beton yang telah mengeras harus dibuang sebelum beton yang baru dituangkan pada permukaan beton yang telah mengeras tersebut. Tekniknya harus didasarkan atas penakaran berat yang dikonversikan kedalam penakaran volume untuk setiap campuran bahan penyusunnya.
Pengadukan Pencampuran Secara umum pengadukan dilakukan sampai didapatkan suatu sifat yang plastis dalam campuran beton segar. Indikasinya adalah warna adukan merata, kelecakan yang cukup, dan tampak homogen. Selama proses pengadukan, harus dilakukan pendataan rinci mengenai jumlah batch — aduk yang dihasilkan, proporsi material, perkiraan lokasi dari penuangan akhir pada struktur, dan waktu dan tanggal pengadukan serta penuangan.
Syarat Pengadukan SK. T Semua jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan beton harus dilengkapi dengan sertifikasi mutu dari produsen. Jika tidak terdapat sertifikasi mutu, harus tersedia dat uji dari laboratorium yang diakui. Jika tidak dilengkapi dengan sertifikasi mutu atau data uji hasil, harus berdasarkan bukti dari hasil pengujian khusus atau pemakaian nyata yang dapat menghasilkan beton yang kekuatan, ketahanan, dan keawetannya memenuhi syarat.
Peralatan yang digunakan untuk mengaduk harus memenuhi syarat standar. Alat harus dalam keadaan bersih dan baik, putarannya sesuai dengan rekomendasi, peralatan angkut dan pengecoran dalam kondisi baik dan lancar. Pengangkutan Beton Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tenpat penyinpanan akhir sebelum dituang harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya pemisahan atau kehilangan material. Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton ditempat penyinpanan akhir dengan lancar tanpa mengakibatkan pemisahan dari bahan yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas beton antara pengangkutan yang berurutan PB, Alat angkut bisa berupa ember, dolak, gerobak mdorong, talang, truck mixer, belt conveyor, pompa, dan tower crane.
Penuangan Adukan 1. Hal yang perlu diperhatikan a. Campuran yang akan dituangkan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan cetakan akhir untuk mencegah segregasi.
Pembetonan harus dilaksanakan dengan kecepatan penuangan yang diatur sedemikian rupa sehingga campuran beton selalu dalam keadaan plastis. Campuran beton yang telah mengeras atau telah terkotori oleh material asing tidak boleh dituang kedalam struktur. Campuran beton yang setengah mengeras tidak boleh dituangkan, kecuali telah disetujui oleh pengawas ahli.
Setelah penuangan campuran beton dimulai, pelaksanaan harus dilakukan tanpa henti hingga diselesaikan penuangan suatu panel atau penampang, yang dibentuk oleh batas — bats elemennya atau batas penghentian penuangan yang ditentukan, kecuali diijinkan atau dilarang dalam pelaksanaan siar pelaksanaan construction joint. Permukaan atas dari acuan yang diangkat secara vertical pada umumnya harus terisi rata dengan campuran beton. Beton yang dituangkan harus dipadatkan dengan alat yang tepat secara sempurna dan harus diusahakan secara maksimal agar dapat mengisi semua rongga beton.
Penuangan yang tertunda Batas penundaan yang masih dapat ditoleransi adalah sesuai dengan lamanya waktu pengikatan beton. Lamanya waktu pengikatan awal beton selama 2 jam dan pengikatan akhir selama 4 jam. Dengan penundaan selama 2 — 2.
Penuangan ini dapat dilakukan dengan alat bantu, yaitu karung protective sanbag walling , bak khusus, tremi, katup hydro hydro valve , dan beton pra — susun prepacked concrete. Penuangan beton dengan pemompaan Penuangan beton dengan pemompaan melalui pipa — pipa sangat menguntungkan apabila cara lainnya tidak bisa dilakukan. Keuntungannya adalah pengurangan tenaga kerja, hasilnya baik jika persiapannya baik, dan produksi kerja akan tinggi jika pompa yang digunakan berkapasitas besar dan baik.
Jenis — jenis pompa beton antara lain pompa torak, pompa pneumatic, dan pompa peras — tekan. Alat pompa ini dilengkapi dengan pipa — pipa penghantar beton. Kebutuhan akan alat pemadat disesuaikan dengan kapasitas pengecoran dan tingkat kesulitan pengerjaan. Pemadatan dilakukan sebelum terjadinya setting time pada beton. Pekerjaan Akhir Finishing Pekerjaan finishing dimaksudkan untuk mendapatkan sebuah permukaan beton yang rata dan mulus.
Pekerjaan ini biasanya dilakukan pada saat beton belum tercapai final setting, karena pada masa ini beton masih dapat dibentuk. Alat yang digunakan biasanya ruskam, jidar, dan alat — alat perata lainnya. Perawatan Beton Curing Perawatan dilakukan agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, mbeton akn mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan dilakukan minimal selama tujuh hari dan beton berkekuatan awal tinggi minimal selama tiga hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab, kecuali dilakukan dengan perawatan yang diperecepat.
Sifat-sifat Beton Segar Dalam pengerjaan beton segar, tiga sifat yang penting yang harus selalu diperhatukan adalah kemudahan pengerjaan, segregation sarang kerikil , dan bleeding naiknya air. Pengerjaan Beton pada Cuaca Panas Karena kondisi Indonesia yang panas, pengaruh cuaca weathering pada pengerjaan beton akan sangat dominan.
Temperature yang tinggi akan mempengaruhi beton segar dan beton keras. Tindakan Pencegahan Tindakan pencegahan dilakukan agar kekuatan dan sifat — sifat beton segar dapat tejaga. Tindakan pencegahan ini meliputi bahan — bahan pencampur dan pelaksanaan pada beton segar. Hal-hal Penting yang Harus Diperhatikan 1. Pelaksanaan jadwal kerja time schedule a. Jadwal schedule pengecoran b.
Data pengecoran c. Jumlah pengecoran kapasitas perjam d. Alat angkut e. Tenaga kerja manpower include with worker 2. Persiapan awal pengerjaan a. Kontrol Acuan — Perancah bekisting , meliputi kekuatan perancah, tangga inspeksi, mpemberian minyak, dan kerataan acuan. Kontrol tulangan rebar , meliputi kebersihan tulangan, selimut beton, panjang penyaluran, sambungan, ikatan, dan jumlah yang harus sesuai dengan gambar struktur.
Kecukupan tenaga pengecoran d. Alat penerangan e. Syarat administrasi ijin pengecoran f. Kontrol material, meliputi material finishing, penanggulangan kropos akibat slidding untuk pengecoran dengan slip — form, ketersediaan material air, PC, agregat, dan bahan tanbah. Alat pengecoran, meliputi alat aduk, alat angkut, alat pemadatan, dan alat finishing.
Metode pelaksanaan, meliputi metode penuangan, pemadatan, finishing, dan metode perawatan. Lingkungan, yaitu kondisi cuaca dan pekerjaan — pekerjaan disekitarnya. Pelaksanaan a. Kontrol kondisi material di stock field, meliputi kecukupan dari material yang ada disesuaikan dengan kebutuhan beton jadi, kontrol cek dengan hasil uji laboratorium tentang material penyusun beton.
Pengambilan contoh beton segar untuk menguji konsistensi dan kelecakan slump test , bleeding, segregasi, ketepatan campuran, dan pembuatan benda uji. Tindakan perbaikan segera yang meliputi cara perbaikan dan material yang digunakan. Lingkungan 4. Quality control a. Pemeriksaan secara regular material dilapangan atau digudang b. Pengambilan contoh uji specimen secara acak c. Uraian Umum Pengambilan contoh uji dan pengujian dalam pelaksanaan pekerjaan beton secara umum dapat dibagi mnjadi tiga kegiatan.
Pertama, pengambilan contoh dan pengujian material penyusun beton. Kedua, pengambilan contoh dan pengujian beton segar dan pengaruhnya nanti setelah beton mengeras. Ketiga, pengambilan contoh dan pengujian beton keras. Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai kekuatan dari struktur yang direncanakan dan langkah perbaikan selanjutnya.
Pengambilan Contoh Material 1. Untuk semen zak yang telah disimpan cukup lama dalam gudang, perlu dilakukan pengambilan sampel, begitupun untuk semen curah. Agregat Pengambilan contoh uji dalam agregat pun harus dilakukan secara acak, namun karena variabilitas sumber agregat yang tinggi maka pengambilan contoh pun bergantung pada tempat asal agregat.
Air Contoh air harus mewakili aspek homogenitas. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara regular. Pengujian khusus untuk air jarang dilakukan karena secara visual kita dapat menentukan layak tidaknya air tersebut. Diunggah oleh Mahfutd Iai. Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat? Apakah konten ini tidak pantas? Laporkan Dokumen Ini.
Tandai sebagai konten tidak pantas. Unduh sekarang. Judul terkait. Karusel Sebelumnya Karusel Berikutnya. Lompat ke Halaman. Cari di dalam dokumen. Kerugian Penggunaan Beton Bertulang untuk Material Struktur Mempunyai kekuatan tarik yang rendah sehingga memerlukan baja tulangan untuk menahan tarik.
Haris Pradipta. Mega Kusuma Wardhanie. Rui Silver. Apsari Setiawati. Della Cena. Ardly S Rama D. Nunu Maulliida'Uul Nurul. R Teguh Adhianto. Heryandhi Dhariuz Putra. Riyadi Sri Purnomo. Furqon Edy Muhammad. Seflin Marinda Lesmana.
Did you find this document useful? Is this content inappropriate? Report this Document. Flag for inappropriate content. Download now. Related titles. Carousel Previous Carousel Next. Teluk Keramat Kab. Sambas Jump to Page. Search inside document.
Beton seperti kita ketahui, kuat terhadap gaya 1 Simpson tekan f'c namun. Novi Dyah Cahyani. Rifqi Syahrial. Fadlan Azis. Robbi Shobri Rakhman.
0コメント